Kamus Onomatope Bahasa Jepang

Mimetik merupakan salah satu fenomena bahasa yang terjadi pada bahasa-bahasa di Asia Timur. Berbeda dengan bahasa di Asia Timur, secara universal, tiruan bunyi lebih dikenal dengan istilah onomatope dibandingkan mimetik. Onomatope pada mulanya berasal dari Yunani dan masuk ke dalam istilah bahasa Inggris pada sekitar pertengahan 1500-an (Merriam-Webster, n.d.).

Tiruan bunyi ada di setiap bahasa di dunia. Misalnya, dalam bahasa Indonesia ada istilah telur ceplok, kata ceplok sendiri adalah menirukan suara telur yang telah dipecahkan kulitnya dan dijatuhkan di wajan, sehingga menimbulkan bunyi “ceplok”, atau suara sapi "mooo" yang merupakan peniruan dari bunyi sapi itu sendiri.

Istilah onometope dalam bahasa Jepang berasal dari bahasa Perancis "onomatopĂ©e" (Kageyama dan Saito, 2016:14). Kageyama lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam bahasa Jepang, onometope tidak sesederhana “onomatopoeia” pada bahasa Inggris yang hanya sebagai peniruan suara alam, suara manusia atau hewan; melainkan juga termasuk phenomimes (gitaigo), yaitu, menangkap fenomena atau bentuk dari suatu tindakan, kejadian, keadaan atau sifat dari beberapa objek dan psychomimes (gijougo), berupa pengekspresian sensasi fisik dan keadaan psikologis seseorang.

Sebagai alat komunikasi, bahasa Jepang tidak bisa lepas dari onomatope. Hal ini dikarenakan onomatope selalu digunakan dalam percakapan sehari-hari. Alasannya, karena mimetik dapat menyampaikan informasi dari penutur secara utuh kepada petutur. Oleh karena itu, onomatope digunakan sebagai ragam informal, bahasa anak-anak, bahasa seni kreatif, dan iklan. Sehingga, penggunaan onomatope terkesan hidup dan akrab, serta ditujukan untuk petutur yang sebaya atau lebih muda.

Pembelajaran onomatope bahasa Jepang memberi tantangan tersendiri bagi pemelajar bahasa Jepang. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Uosaki dkk. (2015:330), seperti berikut ini.

  1. Tidak mudah untuk menjelaskan makna mimetik bahasa Jepang, terutama gitaigo (tiruan bunyi dari penggambaran hasil tangkapan pancaindra selain pendengaran). Kata-kata yang termasuk gitaigo mungkin bisa dijelaskan secara apa adanya sesuai dengan arti katanya, tetapi di balik itu ternyata ada makna yang menunjukkan perasaan atau status yang lebih kompleks.;
  2. Tidak mudah menerjemahkan mimetik bahasa Jepang ke bahasa lain. Beberapa mimetik memiliki padanan dalam bahasa lain seperti suara binatang wan-wan yang berarti woof-woof dalam bahasa Inggris, tetapi dalam kebanyakan kasus, tidak mudah untuk menemukan padanan mimetik bahasa Jepang dalam bahasa lain.

Banyak kata pada bahasa Jepang yang bukan merupakan sinonim namun memiliki makna yang mirip, hal ini dikarenakan kata-kata tersebut hanya dapat digunakan pada situasi yang berbeda dan jarang ditemukan secara jelas di dalam kamus. Misalnya, pada medan makna menangis dalam bahasa Jepang; kata shiku-shiku `menangis tersedu-sedu`, meso-meso `menangis tersedu-sedu`. Secara makna, kedua kata tersebut memiliki arti menangis tersedu-sedu, namun berbeda pada pengaplikasiannya. Kata shiku-shiku `menangis tersedu-sedu` biasanya diaplikasikan pada wanita dan anak-anak, sedangkan kata meso-meso `menangis tersedu-sedu` meskipun secara volume suara sama dengan shiku-shiku `menangis tersedu-sedu`, kata meso-meso `menangis tersedu-sedu` berfokus pada sikap seseorang yang cengeng karena sering menangis. Meskipun kamus bertujuan memberikan definisi pada setiap kata, namun kamus tidak bisa sepenuhnya menjelaskan makna pada suatu kata secara gamblang. Suputra dkk. (2016:1) dan Wijana (2009:6) menjelaskan, bahwa setiap kata mewakili makna yang berbeda, sehingga sekelompok kata yang saling bersinonim tidak seratus persen memiliki makna yang sama.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, saya kemudian menyusun buku saku yang berjudul "Kamus Onomatope Bahasa Jepang" untuk memudahkan para pembaca yang sedang mencari referensi tentang onomatope bahasa Jepang.

Sampul buku saku "Kamus Onomatope Bahasa Jepang"

Silakan klik tautan di sini untuk menuju laman pengisian formulir. Tautan untuk mengunduh ebook akan disertakan di akhir setelah mengisi formulir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS SEMANTIS IDIOM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN LEKSEM TANGAN

Sistem Komunikasi Binatang